Minggu, 12 November 2017

perbandingan hikayat dan cerpen

Perbedaan Hikayat dan Cerita Pendek (Cerpen)

23 Februari 2016   22:00 Diperbarui: 23 Februari 2016   22:00

27307 1 0

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

Cerpen adalah jenis karya sastra yang diparkan atau dijelaskan dalam bentuk tulisan yang berwujud sebuah cerita atau kisah secara pendek, jelas, serta ringkas. Cerpen bisa disebut juga dengan sebuah prosa fiksi yang isinya tentang pengisahan yang hanya terfokus pada satu konflik atau permasalahan.

Hikayat “Hang Tuah”

Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak Hang Mahmud. Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di Sungai Duyung mendengar kabar teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu,”Ayo kita pergi ke Bintan, negri yang besar itu,apalagi kita ini orang yang yang miskin. Lebih baik kita pergi ke Bintan agar lebih mudah mencari pekerjaan. ”Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit.Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmudpun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau sepertiwangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu pun langsung memandikan dan melulurkan anaknya.

Setelah itu, ia memberikan anaknya itu kain,baju, dan ikat kepala serba putih. Lalu Dang Merdu member makan Hang Tuah nasi kunyit dan telur ayam,ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk mendoakan selamatan untuk Hang Tuah. Setelah selesai dipeluknyalah anaknya itu.Lalu kata Hang Mahmud kepada istrinya,”Adapun anak kita ini kita jaga baik-baik, jangan diberi main jauh-jauh.”Keesokan harinya, seperti biasa Hang Tuah membelah kayu untukpersediaan. Lalu ada pemberontak yang datang ke tengah pasar, banyak orangyang mati dan luka-luka. Orang-orang pemilik toko meninggalkan tokonya dan melarikan diri ke kampong. Gemparlah negri Bintan itu dan terjadi kekacauandimana-mana. Ada seorang yang sedang melarikan diri berkata kepada Hang Tuah,”Hai, Hang Tuah, hendak matikah kau tidak mau masuk ke kampung.?”Maka kata Hang Tuah sambil membelah kayu,”Negri ini memiliki prajurit dan pegawai yang akan membunuh, ia pun akan mati olehnya. ”Waktu ia sedang berbicara ibunya melihat bahwa pemberontak itu menuju Hang Tuah sambil menghunuskan kerisnya.

Maka ibunya berteriak dari atas toko,katanya,”Hai, anakku, cepat lari ke atas toko!”Hang Tuah mendengarkan kata ibunya, ia pun langsung bangkit berdiri dan memegang kapaknya menunggu amarah pemberontak itu. Pemberontak itu datangke hadapan Hang Tuah lalu menikamnya bertubi-tubi. Maka Hang Tuah punMelompat dan mengelak dari tikaman orang itu. Hang Tuah lalu mengayunkankapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelalah kepala orang itu dan mati. Maka kata seorang anak yang menyaksikannya,”Dia akan menjadi perwira besar di tanah Melayu ini.” Terdengarlah berita itu oleh keempat kawannya, Hang Jebat, Hang Kesturi,Hang Lekir, dan Hang Lekui.

 

Mereka pun langsung berlari-lari mendapatkan Hang Tuah. Hang Jebat dan Hang Kesturi bertanya kepadanya,”Apakah benar engkau membunuh pemberontak dengan kapak?”Hang Tuah pun tersenyum dan menjawab,”Pemberontak itu tidak pantas dibunuh dengan keris, melainkan dengan kapak untuk kayu.”Kemudian karena kejadian itu, baginda raja sangat mensyukuri adanya sang Hang Tuah. Jika ia tidak datang ke istana, pasti ia akan dipanggil oleh Sang Raja.

Maka Tumenggung pun berdiskusi dengan pegawai-pegawai lain yang juga iri hati kepada Hang Tuah. Setelah diskusi itu, datanglah mereka ke hadapan Sang Raja. Maka saat sang Baginda sedang duduk di tahtanya bersama para bawahannya, Tumenggung dan segala pegawai-pegawainya datang berlutut, lalumenyembah Sang Raja, “Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, ada banyak berita tentang penghianatan yang sampai kepada saya. Berita-berita itu sudah lama saya dengar dari para pegawai-pegawai saya.”Setelah Sang Baginda mendengar hal itu, maka Raja pun terkejut lalubertanya, “Hai kalian semua, apa saja yang telah kalian ketahui?”Maka seluruh menteri-menteri itu menjawab, “Hormat tuanku, pegawai sayayang hina tidak berani datang, tetapi dia yang berkuasa itulah yang melakukan halini.”Maka Baginda bertitah, “Hai Tumenggung, katakana saja, kita akan membalasanya.”Maka Tumenggung menjawab, “Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat,untuk datang saja hamba takut, karena yang melakukan hal itu, tuan sangatmenyukainya. Baiklah kalau tuan percaya pada perkataan saya, karena jika tidak,alangkah buruknya nama baik hamba, seolah-olah menjelek-jelekkan orang itu.

Setelah Baginda mendengar kata-kata Tumenggung yang sedemikian itu,maka Baginda bertitah, “Siapakah orang itu, Sang Hang Tuah kah?”Maka Tumenggung menjawab, “Siapa lagi yang berani melakukannya selain Hang Tuah itu. Saat pegawai-pegawai hamba memberitahukan hal ini pada hamba,hamba sendiri juga tidak percaya, lalu hamba melihat Sang Tuah sedang berbicaradengan seorang perempuan di istana tuan ini. Perempuan tersebut bernama Dang Setia. Hamba takut ia melakukan sesuatu pada perempuan itu, maka hamba dengan dikawal datang untuk mengawasi mereka.”Setelah Baginda mendengar hal itu, murkalah ia, sampai mukanya berwarna merah padam. Lalu ia bertitah kepada para pegawai yang berhati jahat itu,“Pergilah, singkirkanlah si durhaka itu!”Maka Hang Tuah pun tidak pernah terdengar lagi di dalam negri itu, tetapi si Tuah tidak mati, karena si Tuah itu perwira besar, apalagi di menjadi wali Allah.Kabarnya sekarang ini Hang Tuah berada di puncak dulu Sungai Perak, di sana ia duduk menjadi raja segala Batak dan orang hutan. Sekarang pun raja ingin bertemu dengan seseorang, lalu ditanyainya orang itu dan ia berkata, “Tidakkah tuan inginmempunyai istri?”Lalu jawabnya, “Saya tidak ingin mempunyai istri lagi.”Demikianlah cerita Hikayat Hang Tuah.

 

Cerita Pendek “Hang Tuah”

Pada zaman dahulu hiduplah seorang adik kakak mereka adalah orang kaya yg baik hati adiknya bernama hang tuah dan kakaknya bernama hang tuan.adiknya orang dermawan tetapi berbeda dengan kakaknya yg sombong dan pelit.suatu hari hang tuah bertemu dengan orang yg kesusahan ,hang tuah memberikan 10 logam emas.kakaknya sudah melarang tetapi ia tetap memberi,suatu hari hang tuah berjalan dengan hang tuan,hang tuan membawa cambuk kawat untuk menyambuk adiknya jika memberi lagi.tetapi hang tuah tetap memberi walau ia menderita.sesaat mereka pulang hang tuah lekas mandi,lalu ia melihat tubuhnya berdarah darah karna di cambuk oleh kakaknya.namun ada seseorang yg datang ternyata orang itu pernah di tolong oleh hang tuah.orang itu memberi air 7 kembang bunga langkah yg dapat menyembuhkan dan menghilangkan penyakit atau luka luka serta bisa membuat orang menjadi kaya raya.hal itu di ketahui oleh hang tuan.hang tuah bertanya kepada orang itu "di mana kau mendapatkan air 7 kembang bunga itu???"
"kalau saya tahu saya akan ke sana dan mengambil air itu untuk saya berikan kepada orang yg kesusahan."sambung hang tuah
lalu orang yg pernah di tolong oleh hang tuah menjawab

"saya mendapatkan air ini di belakang gunung buaya raksasa,tetapi hanya orang yg baik dan mempunyai iman yg kuat yg dapat melewatinya sebab di sana akan di tanya tentang iman dan budi pekerti.yg bisa menjawab akan bertemu dengan buaya raksasa itu dan mengambil air 7 kembang bunga sebanyak banyaknya."

mendengar hal itu,hang tuan langsung pergi menuju gunung itu tanpa berfikir panjang.ia adalah orang yg sombong dan pelit lalu hang tuah menyusul setelah orang yg tadi pulang.ia pergi dengan hati hati.sedangkan hang tuan terburu buru.ia takut hang tuah terlebih dahulu mendapatkan air 7 kembang bunga.karena terburu buru hang tuan tidak melihat jalan tembusan terdekat untuk sampai di gunung tersebut.hang tuah dengan sabar dan hati hati menuju gunung tersebut.ia melihat jalan tembusan itu.ia melewati tembusan itu dan akhirnya setelah 10 menit ia sampai.ia di tanya oleh anak buaya itu 5 pertanyaan sudah terjawab dengan benar ia masuk dan bertemu dengan buaya raksasa itu.buaya raksasa memerintahkan hang tuah untuk mengambil air tersebut.ia tidak mengambil banyak,melainkan ia hanya mengambil 5 kendi air untuk di bagikan kepada rakyat miskin.lalu buaya itu bertanya
"mulia sekali hatimu karna hatimu mulia ambillah sebanyak banyaknya."
hang tuah menjawab
"saya hanya membutuhkan 5 kendi air saja bahkan ini lebih dari cukup untuk di bagikan kepada rakyat miskin."
setelah itu hang tuah segera berterimakasih kepada sang buaya dan pulang.hang tuan pun baru sampai anak buaya itu sudah mengetaahui bahwa hang tuan adalah anak yg sombong dan pelit.hang tuan memberi janji yg berbunyi
"jika aku bisa menjawab pertanyaanmu berilah aku 20 kendi air tetapi jika aku tidak berhasil berilah saya kepada buaya raksasa sebagai persembahan."
anak buaya itu menyetujuinya karna ia yakin hang tuan tidak akan bisa menjawab pertanyaan tersebut.akhirnya hang tuan bisa menjawab 4 pertanyaan dan tinggal 1 pertanyaan lagi yg belum ia jawab.ia bingung akhirnya ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu dan akhirnya ia di jadikan persembahan untuk buaya raksasa.

itulah hukuman bagi orang yg sombong peristiwa ini terjadi ketika hang tuah telah sampai di rumahnya.akhirnya hang tuah menjadi orang yg kaya raya dan dermawan.kedermawanannya itu di sukai oleh rakyat.hang tuah memberikan 10 logam emas kepada setiap orang.warga di desa itu hidup damai dan sejahtera.

Hasil observasi Unsur Intrinsik

Jika dilihat akan ada perbedaan antara unsur intrinsik hikayat dan unsur intrinsik yang terdapat pada cerpen dan hikayat. Sebelumnya, mari kita membahas unsur-unsur intrinsik yang ada dalam hikayat dan cerpen, penulis juga akan menampilkan kutipan yang bersangkutan dengan unsur intrinsik yang ada

            Unsur intrinsik yang akan dibahas pertama adalah latar. Latar tempat yang ada pada hikayat diatas adalah Sungai Duyung diambil dari penggalan “…., anak Hang Mahmud. Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung”.sedangkan latar tempat di dalam cerpen tidak dijelaskan. Untuk latar waktu yang dipakai pada hikayat dan cerpen ialah sama, yaitu masa lampau. Diambil dari penggalan " Pada zaman dahulu hiduplah seorang….” Dan Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah” Peggalan-penggalan tersebut menunjukkan hal itu terjadi pada zaman dahulu.

            Unsur intrinsik yang selanjutnya adalah tema. Tema yang terdapat pada hikayat ialah kepahlawanan,kalimat yang membahas itu adalah “Pemberontak itu datangke hadapan Hang Tuah lalu menikamnya bertubi-tubi. Maka Hang Tuah punMelompat dan mengelak dari tikaman orang itu. Hang Tuah lalu mengayunkankapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelalah kepala orang itu dan mati”. Sedangkan tema cerita pendeknya adalah kedermawanan, tema itu didapat dari penggalan “Kedermawanannya itu di sukai oleh rakyat.Hang tuah memberikan 10 logam emas kepada setiap orang. Semua warga di desa itu hidup damai dan sejahtera”.

            Unsur intrinsik berikutnya adalah plot/alur cerita. Alur cerita yang terdapat pada hikayat diatas adalah maju. Penggalan yang dapat menyatakan alurnya maju adalah “…… Seluruh tubuh Hang Tuah berbau sepertiwangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya.... Maka Hang Tuah punMelompat dan mengelak dari tikaman orang….”. untuk plot/alur cerpen adalah maju, dibuktikan oleh penggalan “Pada zaman dahulu hiduplah seorang adik kakak mereka adalah orang kaya yg baik hati adiknya bernama hang tuah dan kakaknya bernama hang tuan…. hang tuah memberikan 10 logam emas kepada setiap orang.warga di desa itu hidup damai dan sejahtera”.

            Unsur intrinsik yang ke-4 adalah penokohan. Tokoh tokoh yang ada di hikayat adalah Hang Tuah, Hang Mahmud, Dang merdu, dan baginda raja. Sedangkan di dalam cerita pendek tokohnya ialah Hang Tuan, Hang tuah, Buaya raksasa, Anak Buaya.

            Yang berikutnya adalah unsur intrinsik yaitu sudut pandang didalam hikayat dan cerita pendek ini menggunakan sudutpandang orang ketiga serba tahu karena yang dipakai adalah kata ganti orang ke 3 ataupun nama tokoh itu sendiri. Penggalannya adalah “ia melihat jalan tembusan itu.ia melewati tembusan itu dan akhirnya setelah 10 menit ia sampai.ia di tanya oleh anak buaya itu…..” dan “…seperti biasa,Hang Tuah membelah kayu untukpersediaan…”

          Yang berikutnya adalah gaya bahasa. Jika anda memperhatikan dengan seksama, gaya bahasa yang digunakan didalam cerpen maupun hikayat sangat berbeda. Pada hikayat ditemukan kalimat-kalimat seperti “Gemparlah negri Bintan itu dan terjadi kekacauan dimana-mana” penggalan tersebut adalah bahasa melayu. Jika di cerpen kita tidak bias menemukan penggalan seperti tadi, tetapi kita dapat menemukan kalimat seperti “Karena terburu buru hang tuan tidak melihat jalan tembusan terdekat untuk sampai di gunung tersebut” jika dilihat kedua penggalan menguuunakan gaya bahasa yang berbeda. Hikayat menggunakan kalimat kalimat yang sedikit bertele-tele dan sulit dimengerti, serta bahasa yang digunakan, sulit untuk dimengerti, sedangkan cerpen menggunakan bahasa bahasa yang mudah dipahami.

contoh hikayat



KUMPULAN HIKAYAT (Lengkap Dengan Unsur Instrinsik Dan Ekstrinsik)

KUMPULAN HIKAYAT (Lengkap Dengan Unsur Instrinsik Dan Ekstrinsik)

“PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG”

 Mashudulhakk arif bijaksana dan pandai memutuskan perkara-perkara yang sulit sebagai ternyata dari contoh yang di bawah ini:

Hatta maka berapa lamanya Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyeberang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya 1) kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, "Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?"

Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, "Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya." Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, "Untunglah sekali ini!"

Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, "Tuan hamba seberangkan apalah 2) hamba kedua ini. Maka kata Bedawi itu, "Sebagaimana 3) hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam."

Maka kata orang tua itu kepada istrinya, "Pergilah diri dahulu." Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, "Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan." Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata 4) oleh si Bungkuk air itu dalam. Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, "Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambit, hamba jadikan istri hamba." Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

Maka kata perempuan itu kepadanya, "Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu."

Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu.

Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya. Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, "Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati."

Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu aimya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutnya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu.

Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk. Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Istri siapa perempuan ini?"

Maka kata Bedawi itu, "Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba."

Maka kata orang tua itu, "Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba."

Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, "Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?"

Maka kata perempuan celaka itu, "Si Panjang inilah suami hamba."

Maka pikirlah 5) Masyhudulhakk, "Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, "Si Panjang itulah suami hamba."

Maka kata Masyhudulhakk, "Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?"

Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkah perempuan itu istrimu?"

Maka kata Bedawi itu, "Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini tentulah suaminya."

Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, “Jika sungguh istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di mana kampung tempat ia duduk?"

Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benamya?"

Maka kata orang tua itu, "Daripada mula awalnya." Kemudian maka dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat duduknya

Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu.

Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.

Unsur Intrinsik dan ekstrinsik HIKAYAT

Judul           : Hikayat Mashudulhakk (perkara si bungkuk dan si panjang)

Unsur intrinsik :

·         Tema               : Kesetiaan dan Pengkhianatan dalam Cinta

·         Tokoh             :

ü  Masyhudulhakk : arif, bijaksana, suka menolong, cerdik, baik hati.

ú  …Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu.

ú  Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.

ú  …..Maka pikirlah 5) Masyhudulhakk,"Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

ü  Si Bungkuk : setia pada istrinya, suka mengalah, mudah percaya.

ú  Maka kata orang tua itu, "Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.

ú  Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, "Tuan hamba seberangkan apalah 2) hamba kedua ini.

ú  Maka kata orang tua itu kepada istrinya, "Pergilah diri dahulu." Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu.

ü  Si Panjang / Bedawi : licik, egois.

ú  Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, "Untunglah sekali ini!

ú  Maka kata Bedawi itu, "Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini tentulah suaminya.

ü  Istri Si Bungkuk : mudah dirayu, tidak setia, suka berbohong, egois.

ú  hamba jadikan istri hamba." Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.Maka kata perempuan itu kepadanya, "Baiklah.

ú  ….maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, "Si Panjang itulah suami hamba.

·         Setting :

ü  tempat :

ú  tepi sungai : Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya.

ú  Sungai : turunlah perempuanitu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu

ü  Suasana :

ú  menegangkan: Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga.

ú  Mengecewakan:  "Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu.

ú  Membingungkan: Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka gemparlah.

ü  Waktu : tidak diketahui

·         Alur : Alur maju

ü  Eksposisi         :

Mashudulhakk arif bijaksana dan pandai memutuskan perkara-perkara yang sulit  maka berapa lamanya Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai.

ü  Complication   :

….serta dilihatnyaperempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, "Untunglah sekali ini!

ü  Rising action   :

Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, "Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambit, hamba jadikan istri hamba."

ü  Turning point :

Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk. Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Masyhudulhakk, "Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

ü  Ending                        :

Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali.

·         Poin of View :

ü  orang ke-3 :

Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.

·         Amanat :

ü  Jangan berbohong karena berbohong itu tidak baik, merupakan dosa, dan hanya akan menimbulkan kerugian pada diri kita sendiri

ü  Bantulah dengan ikhlas orang yang membutuhkan bantuan

ü  Syukurilah jodoh yang telah diberikan Tuhan, yakini bahwa jodoh itu baik untuk kita

ü  Jangan mengambil keputusan sesaat yang belum dipikirkan dampaknya

ü  Jadilah orang yang bijaksana dalam mengatasi suatu masalah

Unsur ekstrinsik :

·         Nilai religiusitas : kita harus selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah. Jangan pernah merasa iri dengan apa yang tidak kita miliki karena apa yang te;ah diberikan Allah kepada kita adalah sesuatu yang memang terbaik untuk kita. Janagn seperti yang ada pada hikayat mashudulhakk.

·         Nilai moral :

Janganlah  sekali-kali  kita memutar balikkan fakta, mengatakan bahwa yang salah itu benar dansebaliknya, karena bagaimanapun juga kebenaran akan mengalahkan ketidak benaran.

·         Nilai social budaya :

Sebuah kesalahan pastilah akan mendapat sebuah balasan, pada hikayat ini diterangkan bahwa seorang yang melakukan keslahan seperti berbohong maka akan did era sebanyak seratus kali. (Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali.)

·         Kepengarangan :

Hikayat mashudulhakk ini dari salah satu naskah lama (Collectie v.d. Wall) dengan diubah di sana-sini setelah dibandingkan dengan buku yang diterbitkan oleh A.F. v.d. Wall (menurut naskah yang lain dalam kumpulan yang tersebut).Dalam Volksalmanak Melayu 1931 (Balai Pustaka) isi naskah yang dipakai v.d. Wall itu diringkaskan dan sambungannya dimuat pula, dengan alamat "Masyudhak".. Dinantinya.

“IBNU HASAN”

Syahdan, zaman dahulu kala, ada seorang kaya hartawan, bernama Syekh Hasan, banyak harta banyak uang, terkenal kesetiap negeri, merupakan orang terkaya, bertempat tinggal du negeri Bagdad, yang terkenal kemana-mana, sebagai kota yang paling ramai saat itu.

Syekh Hasan sangat bijaksana, mengasihi fakir miskin, menyayangi yang kekurangan, menasehati yang berikiran sempit, mengingatkan orang yang bodoh, diajari ilmu yang baik, walaupun harus  mengeluarkan biaya, berupa pakaian atau uang, karena itu banyak pengikutnya.

Syekh Hasan saudagar yang kaya raya, memiliki seorang anak, laki-laki yang sangat tampan, pendiam, dan baik budi, berusia sekitar tujuh tahun. Ibnu Hasan namanya.

Ibnu Hasan sedang lucu-lucuya, semua orang senang melihatnya, apalagi orang tuanya, namun demikian anak itu, tidak sombong, perilakunya kalem, walaupun hidupnya dimanjakan, tidak kekurangan sandang, namun Ibnu Hasan sama suka bersolek, karena itulah kedua orang tuanya sangat menyayanginya.

Ayahnya berfikir,”Alangkah salahnya aku, menyayangi diluar batas, tanpa pertimbangan, bagaimana kalau akhirnya, dimirkai Allah Yang Agung, aku pasti durhaka, tak dapat mendidik anak, mengkaji ilmu yang bermanfaat.”

Dipanggilnya putranya. Anak itu segera mendatanginya, diusap-usapnya putranya sambil dinasihati, bahwa Ia harus mengaji, katanya “Sekarang saatnya anakku, sebenarnya aku kuatir, tapi, pergilah ke Mesir, carilah jalan menuju keutamaan.”

Ibnu Hasan menjawab,”Ayah jangan ragu-ragu, jangankan jalan menuju kemuliaan, jalan kematianpun hamba jalani, semua kehendak orang tua, akan hamba turuti, tidak akan ku tolak, siang malam hanya perintah Ayah Ibu yang hamba nantikan.”

Singkat cerita, Ibnu Hasan yang akan berangkat kepesantren, berpisah dengan kedua orangtuanya, hatinya sangat sedih, ibunya tidak tahan menangis terisak-isak, harus berpisah dengan putranya, yang masih sangat kecil, belum cukup usia.

“Kelak, apabila ananda sudah sampai, ketempat merantau, pandai-pandailah menjaga diri, karena jauh dari orang tua, harus tahu ilmunya hidup, jangan keras kepala, angkuh dan menyombongkan diri, merasa lebih dari yang lain, merasa diri orang kaya lalu menghina sesama. Kalau begitu perbuatanmu, hidupmu tidak akan senangkaena dimusuhi semua orang, tidak akan ada yang mau menolong, kalau celaka tidak akan diperhatikan, berada dirantau orang, kalau judes akan mendapatkan kesusahan, hati-hatilah menjaga diri jangan menganggap enteng segala hal.”

Ibnu Hasan menjawab dengan takzim,”Apa yang Ibu katakan, akan selalu kuingat dan kucatat dalam hati, doakanah aku agar selamat, semoga jangan sampai menempuh jalan yang salah, pesan Ibu akan kuperhatikan, siang dan malam.”

Singkat cerita Ibnu Hasan sudah berangkat dikawal dua pengasuhnya sejak kecil, Mairin dan Mairun,mereka berangkat berjalan kaki, Mairun memikul semua perbekalan dan pakaian, sementara Mairin mengikuti dari belakang, sesekali menggantikan tugas Mairun.

Perasaan sedih prihatin, kehujanan, kepanasan, selama perjalanan yang makan waktu berhari-hari namun akhirnya sampai juga dipusat kota Negara Mesir, dengan selamat berkat do’a Ayah dan Ibunda, selanjutnya, segera Ian menemui seorang alim ulama, terus berguru padanya.

Pada suatu hari, saatba’da zuhur, Ibnu Hasan sedang di jalan, bertemu seseorang bernama Saleh, yang baru pulang dari sekalah, Ibnu Hasan menyapa,”Anda pulang dari mana?”

Saleh menjawab dengan sopan,”Saya pulang sekolah.” Ibnu Hasan bertanya lagi,” Sekolah itu apa? Coba jelaskan padaku!” yang ditanya menjawab,”Apakah anda belum tahu?”

“sekolah itu tempat ilmu, tepatnya tempat belajar, berhitung, menulis, mengeja, belajar tatakrama, sopan santun terhadap yang lebih tua dan yang lebih muda, dan terhadap sesama, harus sesuai dengan aturan.”

Begitu Ibnu Hasan mendengar penjelasan tersebut, betapa girang hatinya, di segera pulang, menghadap kyai dan meminta izinya, untuk belajar disekolah, guna mencari ilmu. Sekarang katakan padaku apa yang sebenarnya kamu harapkan.”

Kyai berkata demikian, tujuan untuk  menguji muridnya, apakah betul-betul ingin mencari ilmu atau hanya alasan supaya mendapat pujian.

Ibnu Hasan menunduk, menjawab agak malu,”Hamba ingin menjelaskan mengapa hamba besusah payah tanpa mengenal lelah, mencari ilmu.

Memang sangkaan orang begitu karena ayahku kaya raya, tidak kekurangan uang, ternaknyapun banyak, hamba tidak usah bekerja, karena tidak akan kekurangan.

Namun, pendapat hamba tidak demikian, akan sangat memalukan seandainya ayah sudah tiada, sudah menunggal dunia, semua hartanya jatuh ketangan hamba.

Tapi, ternyata tidak terurus karena saya tidak teliti akhirnya harta itu habis, bukan bertambah. Distulah terlihat ternyata kalau hamba ini bodoh.

Bukan bertambah mashur, asalnya anak orang kaya, harus menjadi buruh. Begitulah pendapat saya karena modal sudah ada saya hanya tinggal melanjutkan.

Pangkat anakpun begitu pula, walaupun tidak melebihiorang tua, paling tidak harus sama dengan orang tua, dan tidak akan melakukan, apalagi kalau lebih miskin, ibaratnya anak seorang patih.”

Maka, yakinlah kyai itu akan bauk muridnya.

           UNSUR INSTRINSIK

Ø  Tema    : Bakti seorang anak terhadap orang tuanya

Ø  Tokoh   : 

o   Ibnu Hasan

o   Syekh Hasan

o   Ibu Ibnu Hasan

o   Mairin

o   Mairun

o   Saleh

o   Kyai guru

Ø  Penokohan : 

o   Ibnu Hasan = Baik, tidak sombong, kalem, pendiam, penurut

o   Syekh Hasan = Baik, Bijaksan, Penyayang

o   Ibu Ibnu Hasan = Baik, Penyayang

o   Mairin dan Mairum = Setia

o   Saleh = Sopan

o   Kyai guru = Baik

Ø  Plot/Alur : Alur Maju

Ø  Latar :

o   Latar tempat = Negeri Bagdad, Mesir, Pesantren

o   Latar waktu = Zaman dahulu kala, Saat ba’da Dzuhur

o   Latar suasan = Mengahrukan, sedih, Prihatin

Ø  Sudut pandang : Orang ketiga tunggal

Ø  Amanat : Patuhlah kepda kedua orangtuamu, berbuat baiklah kesesama manusia dan janganlah sekali-kali engkau menyombongkan diri.

UNSUR INSTRINSIK

Ø  Agama : Menganut agama Islam

Ø  Pendidikan : Ibnu Hasan baru saja ingin menuntut ilmu pada kyai guru

Ø  Adat istiadat : Sopan, mengasihi yg kekurangan, dll

Ø  Status ekonomi : Syekh Hasan sangat kaya raya.

Si Miskin

Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.

Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.

Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.”

Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.

Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih sayang.

Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya.

Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.

Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.

Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.

Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.

Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.

Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar.

Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.

Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan–jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.

Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.

Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.

Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.

Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).

Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.

Unsur Intrinsik dalam hikayat Si Miskin

1.    Tema :  Kunci kesuksesan adalah kesabaran. Perjalanan hidup seseorang yang mengalami banyak rintangan dan cobaan.

2.    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

3.    Setting/ Latar :

¯ -Setting Tempat : Negeri Antah Berantah, hutan, pasar, Negeri Puspa Sari, Lautan, Tepi Pantai Pulau Raksasa, Kapal, Negeri Palinggam Cahaya.

¯ Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

4.    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

5.    Amanat :

¯  Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah.

¯  Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain.

¯  Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah      hati.

¯  Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.

¯  Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.

¯  Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.

¯  Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.

Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat Si Miskin

1. Nilai Moral

Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.

Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.

2. Nilai Budaya

Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua.

Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua.

3. Nilai Sosial

Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.

Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.

4. Nilai Religius

Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.

Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.

5. Nilai Pendidikan

Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.

Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.



contoh cerpen

Contoh Cerpen Singkat Tentang Persahabatan (Contoh, Struktur, Alur dan Tema)

 Bahasa indonesiacerpen

Contoh Cerpen Singkat Tentang Persahabatan (Contoh, Struktur, Tema, Dan Tokoh) - Setelah sebelumnya kita membahas pengertian, ciri-ciri, struktur, unsur dan nilai cerpen maka kali ini kita akan menyimak sebuah contoh cerpen yang bertemakan persahabatan. Jika dikaji lebih dalam lagi perlu diingat bahwa cerpen adalah singkatan dari cerita pendek, dan merupakan salah satu jenis teks dalam bahasa indonesia disamping teks deskripsi, narasi dan lain sebagainya.

Contoh cerpen singkat terdapat banyak sekali jenisnya, diantaranya adalah cerpen singkat tentang persahabatan, cerpen singkat tentang pendidikan, cerpen singkat romantis dan lain sebagainya. Berbagai jenis cerpen singkat tersebut dapat dengan mudah kita temukan dalam media baik media online maupun offline.

Cerpen tentang persahabatan kali ini diambil dari referensi sebuah buku semi novel yang memiliki judul hampir sama yakni cerpen persahabatan yang admin baca ketika sedang mengunjungi gramedia. Cerpen tentang persahabatan sendiri memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri dari cerpen jenis lain karena didalam cerpen persahabatan terdapat unsur intrinsik yang memiliki nilai-nilai yang mengajarkan kita untuk menghargai arti sebuah persahabatan dan pertemanan. persahabatan yang erat dan melekat pada beberapa orang tentunya dapat dibukukan menjadi sebuah contoh cerpen singkat ini.

Jika kita amati berbagai contoh cerpen singkat yang telah kita baca, maka kita akan menemukan baik unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerpen tersebut. Unsur intrinsik cerpen tentang persahabatan sendiri dapat dibagi menjadi beberapa bagian yakni: tema, tokoh, latar, alur dan lain sebagainya yag akan kita bahas setelah membaca cerpen persahabatan dibawah ini.

Contoh Cerpen Singkat Tentang Persahabatan

Mari kita ingat kembali informasi yang kita dapat pada artikel sebelumnya yang berjudul Teks Cerpen (pengertian, Ciri, Struktur, Unsur, Dan Nilai). Bahwa cerpen atau cerita pendek merupakan bentuk karangan teks yang memiliki jumlah kata dibawah 10.000 kata yang menceritakan kisah hidup manusia berdasarkan karangan fiksi maupun legenda. Untuk lebih memahaminya, maka simaklah contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya tentang persahabatan lengkap dengan pembahasan, Alur, Struktur dan Tema dibawah ini.

Baca Juga : Jenis, Pengertian Dan Struktur Teks Dala Bahasa Indonesia


Untuk mengidentifikasi unsur intrinsik contoh cerpen singkat tentang persahabatan, terlebih dahulu kita harus menyimak dan memperhatikan informasi terkait cerpen persahabatan itu sendiri.

Indahnya Sebuah Persahabatan

Betapa menyenangkannya menjadi orang kaya. Hidup serba berkecukupan. Apapun yang diinginkan akan terpenuhi. Karena semua sudah tersedia. Seperti halnya Tiyas. Seorang anak orang kaya yang menjadi banyak sorotan, Berangkan dan pulang selalu diantar oleh supir pribadi dan mobil mewahnya.

Meskipun bergelimang harta tiyas tidaklah menyombongkan diri. Tidak kalah dengan Tiyas, Orang tua Tiyas juga merupakan orang yang baik dan ramah, Tidak berpatokan pada harta dalam bergaul dan tidak membeda-bedakan orang disekelilingnya. Kawan-kawan Tiyas sangat suka dan betah berlama-lama di rumah Tiyas karena mereka selalu disambut ramah dan diperlakukan seperti keluarga sendiri oleh keluarga Tiyas.

Baca Juga : Sruktur Teks Cerpen Lengkap


Tiyas memiliki seorang sahabat yang sangat setia menemaninya dalam menghadapi lika liku kehidupan. Tidak jauh dari rumahnya Dwi sahabat tiyas tinggal di kampung dekat rumah Tiyas, hanya saja dipisahkan oleh RT saja. Namun sudah hampir dua minggu Dwi tidak mengunjungi Tiyas di rumahnya. “Hmmm Dwi kemana ya mah, Biasanya hampir setiap hari Dwi main kesini. Tapi ini sudah hampir lewat dua minggu Dwi tidak datang lagi.” Ujar Tiyas. “Mungkin Dwi sedang sakit!” jawab Mama Tiyas. “Ih, iya juga ya mah, siapa tahu memang Dwi lagi sakit. Kalo begitu nanti sore Tiyas mau menengoknya” katanya  dengan penuh semangat.

Sudah lima kali Tiyas mengetuk pintu rumah Dwi. Karena menunggu lama tidak kunjung dibuka akhirnya Tiyas memberanikan diri untuk bertanya kepada tetangga tentang menghilangnya Dwi. Benar saja, Ternyata sudah dua minggu Dwi ikut orang tuanya pulang ke desa. Sebab ayahnya habis kena PHK. Akhirnya keluarga Dwi memutuskan untuk kembali ke desa dan memilih menjadi petani.
“Oh, kasihan sekali Dwi,” ujarnya didalam hati,
Di rumahnya, Tyas tampak melamun sambil memikirkan nasib sahabat setianya itu.
“Ada apa Yas? Kok kamu nggak seperti biasanya, malah tampak lesu dan kurang semangat.” Papa bertanya sambil menegur.
“Dwi, Pa.” Jawab Tiyas
“Memangnya ada apa dengan Dwi sehingga membuatmu muram, Apa dia sedang sakit?” Tyas menggeleng kepada ayah.
“Lantas kenapa?” Papa menjadi penasaran.
“Sekarang Dwi sudah pindah rumah. Kata tetangga sebelah rumahnya Dwi ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya habis di PHK dan memilih untuk menjadi petani”.
Sambil menatap Tiyas papa termenung memikirkan ucapan tiyas dengan rasa setengah tidak percaya.
“Kalau Papa tidak langsung percaya, Coba tanya deh, sama Pak RT atau ke tetangga lain” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Dwi!”
“Maksudmu?”

Baca Juga : Contoh Cerpen Sedih Dan Romantis Tentang Cinta


“Aku pengen Dwi bisa disini lagi” Tyas  memohon dengan agak mendesak.
“Baik kalau itu bisa biki kamu seneng. Tapi, kamu harus bisa mencari alamat rumah Dwi yang di desa” kata Papa.
Berkat bantuan pemilik kontrakan bekas rumah Dwi akhirnya tiga hari kemudian Tiyas berhasil memperoleh alamat rumah Dwi yang berada di desa. Ia merasa sangat senang. Kemudian Papa bersama dengan Tiyas datang ke rumah Dwi di sebuah desa terpencil dan lokasi rumahnya masih masuk ke dalam lagi. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Dwi dan Dwi sendiri. Betapa gembira hati Dwi ketika bertemu dengan Tiyas. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. pada awalnya Dwi sangat kaget dengan kedatangan Tiyas secara tiba-tiba.
“Maaf ya Yas. Aku tak sempat memberi kabar ke kamu kalo aku mau pindah”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku sudah ketemu kamu dan merasa senang.”
Setelah berbincang cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangan mereka kepada orang tua Dwi. Ternyata orang tua Dwi tidak keberatan, mereka menyerahkan segala keputusan kepada Dwi sendiri.
“Begini, Wik, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu untuk ikut kami ke Surabaya. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Wi, apakah kamu bersedia ikut?” Tanya Papa.
“Soal sekolahmu,” lanjut Papa, “kamu nggak usah khawatir. Sseluruh biaya pendidikanmu biar papa yang menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Tiyas menghendaki saya ikut, saya mau pak. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya dan keluarga saya.”
Kemudian Tiyas bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Dwi. Tampak mata Tyas berkaca-kaca tidak kuat menahan kebahagiaan. Kini Dwi tinggal di rumah Tiyas. Sementara orang tuanya tetap tinggal di desa. Selain untuk mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Dwi yang sudah semakin tua.

Unsur Instrinsik Cerpen Singkat Persahabatan

Setelah kita membaca contoh cerpen tentang persahabatan diatas, kita dapat menyimpulan unsur intrinsiknya yang terdiri dari:

Tema : Persahabatan.Tokoh : Tiyas, Papa Tiyas, Mama Tyas dan Dwi.Watak :Tiyas Suka Menolong, Dwi tidak suka membebani orang lain, Papa Tiyas Baik hati dan ramah, Mama Tiyas : Peduli.Alur : Maju.Latar :Tempat - Rumah Tiyas, Rumah Dwi.Waktu : Siang Hari.Suasana : Mengharukan.Sudut pandang : Orang Pertama.Amanat : Sebagai makluk tuhan kita harus saling tolong menolong Dan Berbagi kepada sesama.

Contoh Cerpen Singkat Persahabatan

Selamat Tinggal, Engkau Sahabatku

Mentari telah menampakkan sinarnya yang hangat, menerangi tiga sahabat dekat yang tengah berkumpul disebuah rumah terbuat dari kayu. Angin berhembus semilir lembut, menerpa daun daunan pohon dengan ukuran besar yang menari mengikuti arah berhembusnya angin. Ketiga sahabat tersebut adalah karina, helena, delia.

 Dalam contoh cerpen singkat tentang persahabatan paragraf pertama kita dapat melihat struktur teks yakni abstrak cerpen. Abstrak sendiri berkenaan dengan pengenalan awal suatu cerpen


Sebagai sahabat mereka selalu berkumpul bermain bersama sama dalam rumah kayu tersebut. Bersedagurau, tertawa dan bembira bersama, menikmati indahnya bunga bunga yang tengah berbaris nan rapi dilihat dari atas pohon. Rumah yang saati ini berdiri kokoh diatas pohon tersebut dinamakan rumah pohon persahabatan yang melambangkan persahabatan ketiga orang tersebut.

Karina merupakan sosok perempuan yang sangat energic dan semangat dalam pembelajaran fisika, kimia maupun sesuatu yang berhubungan dengan sains. selain itu dia sangat suka bersedagurau dan bercanda layaknya perempuan pada umumnya. Namun sifat manja yang ia miliki menjadi sebuah kelemahan yang belum mampu ia kuasai.

Helena sendiri adalah perempuan yang cerewet, suka berdiam diri dan memiliki hobi mendengarkan musik jass menggunakan telepon genggam yang selalu dia bawa kemapun dia pergi. Meskipun terlihat sebagai perempuan yang suka menyepelekan sesuatu, namun ia sangat alhi dalam bidang sejarah dan handal dalam bernyanyi maupun memainkan musik.

 Pada paragraf 2, 3 dan 4 contoh cerpen singkat persahabatan kita akan menemukan orientasi yang memuat pengenalan tokoh dalam cerpen persahabatan ini


Dan yang terakhir ialah Delia, ia adalah perempuan yang gemar memiliki rambut panjang yang teramat sangat baik. Ia suka menolong sahabat sahabatnya. Dia sangat pintar dalam pelajaran biologi maupun matematika. Tidak heran jika dia selalu mendapatkan predikat terbaik di kelasnya. Karena tidak pernah mendapatkan nilai rendah, ia selalu menjadi idola di sekolahannya.

Di suatu pagi, karina terbangun dengan wajah yang lemas lesu. Matanya masih buram dengan wajah berkunang kunang yang membuatnya enggan berdiri. Namun ia harus tetap bangun karena jam dinding telah menunjukkan pukul 07.00. Selain itu hari ini merupakan hari pertama karina memasuki ruang kelas delapan. Maka diapun berusaha bangun untuk bersiap siap menuju ke sekolah.

 Pada pragraf ini kita akan menemukan awal mula masalah atau komplikasi pada contoh cerpen singkat persahabatan. Komplikasi dimulai ketika Delia menyembunyikan dan mengabaikan sakitnya


"Teng Tong". Lonceng sekolahan berbunyi menandakan sekolah telah memasuki jam petama membuat helena yang sedang mendengarkan musik terganggu. Suara lonceng itu menggema masuk dalam telinga helena. Sedangkan Delia dengan senyumnya yang khas nan manis mengambil buku buku dari tas coklat yang ia bawa. Namun perasaan tidak enak sedang dia rasakan, entah kenapa kepalanya mendadak sakit namun ia berusaha untuk tetap menahannya. Dan anehnya Delia selalu menoleh kanan kiri bak mencari sesuatu yang hilang.

Helena yang penasaran akhirnya bertanya sambil berbisik, "Del, kamu kenapa?" Delia yang berbalik menjawab "Apa kamu melihat karina? Rasanya dari tadi aku tidak melihatnya" Helena menggeleng menandakan dia tidak tau keberadaan karina. Tiba tiba saja, seorang guru wanita berambut panjang berkilau datang seperti model iklan shampoo dan menyapa kelas "Selamat pagi anak anak" sapa bu mala dengan suara lantang.

Ibu mala lalu berbalik ke meja dan nampak tengah mencari sesuatu diantara tumpukan kertas yang tampaknya sengaja dibiarkan terbengkalai dan berantakan. Tiba tiba pintu mulai terbuka secara misteris, dari pintu itu munculah bayang bayang. Dan saat dilihat ternyata itu adalah karina. Karina yang nampak kaget melihat bu mala sudah hadir secara perlahan masuk kedalam kelas tanpa menimbulkan suara sedikitpun.

Delia yang tak kuat menahan tertawa melihat ekspresi karina yang nampak lucu didepan kelas. Delia dan Helena melihat karina berlari diantara dua barisan bangku coklat yang ditata dengan teramat sangat rapi hingga kahirnya karina lega telah duduk disamping Delia.

 Dalam contoh cerpen singkat persahabatan ini ditutup dengan resolusi yakni delia ternyata sakit tumor dan tengah dirawat di rumah


Setelah jam pelajaran selesai, akhirnya ketiga sahabat itu pergi ke rumah pohon tempat mereka berkumpul setiap harinya. Pada saat itu sakit kepala delia kembali kambuh, namun seperti biasanya Delia tetap merahasiakan rasa sakitnya.

Hingga pada suatu hari saat kedua sahabatnya Karina dan Helena dirumah pohon menunggu kedatangan Delia untuk mengerjakan pekerjaan rumah, Namun Delia yang ditunggu tidak kunjung hadir. Sudah lima hari Delia tidak terlihat di kelas maupun di rumah pohon persahabatan. Hingga di hari keenam karena merasa penasaran Helena dan Karena datang kerumah Delia untuk menanyakan kabarnya.

 Contoh cerpen singkat persahabatan ini juga memuat berbagai unsur intrinsik, selain itu kita juga dapat menganalisa struktur cerpen itu sendiri


"Tok Tok" Suara karina mengetok pintu rumah Delia. Dalam hati karina bertanya "Kenapa ya banyak sekali kursi kursi berjajar dirumah Delia, apakah dirumahnya sedang ada acara selametan. Tapi kenapa dia tidak mengundang aku dan Helena?"

Ibu Delia akhirnya membuka pintu dan menjawab pertanyaan Karina. Alangkah terkejutnya karina mendengar delia masuk rumah sakit karena terkena tumor otak. Ternyata selama ini delia telah menyembunyikan penyakitnya dari teman temannya.

Pada dasarnya contoh cerpen tentang persahabatan dapat kita temukan dalam berbagai media, seperti yang saya jelaskan sebelumnya. Selain mencari referensi contoh cerpen singkat, kita bisa membuat contoh cerpen sendiri berdasarkan pengalaman pribadi dengan sahabat kita.

Itulah contoh cerpen tentang persahabatan yang dapat kita simak dan patut untuk kita contoh. persahabatan merupakan hal yang indah jika kita bisa saling enghargai dan memiliki rasa perduli dengan sahabat kita. Terimakasih.

cerpen

 

Pengertian Cerpen, Ciri-Ciri Cerpen, Struktur Cerpen, Unsur Intrinsik Cerpen, dan Unsur Ekstrinsik Cerpen

Kumpulan materi pelajaran mulai dari SD, SMP, dan SMA. Materi pelajaran yang dibahas secara lengkap dan jelas. Blog ini juga membahas tentang soal-soal.

Home 

Home » Bahasa Indonesia » Pengertian Cerpen, Ciri-Ciri Cerpen, Struktur Cerpen, Unsur Intrinsik Cerpen, dan Unsur Ekstrinsik Cerpen

Pengertian Cerpen, Ciri-Ciri Cerpen, Struktur Cerpen, Unsur Intrinsik Cerpen, dan Unsur Ekstrinsik Cerpen

Pengertian Cerpen

Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella dan novel.

Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Atau pengertian cerpen yang lainnya yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai kehidupan seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berfokus pada suatu tokoh saja.

Cerita pendek biasanya mempunyai kata yang kurang dari 10.000 kata atau kurang dari 10 halaman saja. Selain itu, cerpen atau cerita pendek hanya memberikan sebuah kesan tunggal yang demikian serta memusatkan diri pada salah satu tokoh dan hanya satu situasi saja.

Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli

Berikut pendapat para ahli mengenai penjelasan tentang cerpen.

Sumardjo dan SainiCerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat.

Menurut KBBICerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah yang diceritakan pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan serta memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.Nugroho Notosusanto dalam TariganCerpen atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang panjang ceritanya berkisar 5000 kata atau perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada dirinya sendiri.HendyCerpen ialah suatu karangan yang berkisah pendek yang mengandung kisahan tungal.Aoh. K.HCerpen merupakan salah satu karangan fiksi yang biasa disebut juga dengan kisahan prosa pendek.J.S. BaduduCerpen merupakan cerita yang hanya menjurus serta terfokus pada satu peristiwa saja.H. B. JassinMenurut pendapat H. B. Jassin, cerpen ialah sebuah cerita yang singkat yang harus memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian.

Ciri-Ciri Cerpen

Jalan ceritanya lebih pendek dari novelSebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kataBiasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hariTidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja.Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik hingga pada tahap penyelesainnya.Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat

Struktur Cerpen

AbstrakAbstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur abstrak tersebut.OrientasiOrientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.KomplikasiKomplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.EvaluasiEvaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.ResolusiPada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh.KodaPada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita pendek tersebut oleh pembacanya.

Unsur Intrinsik Cerpen

TemaTema adalah sebuah gagasan pokok yang mendasari dari jalan cerita sebuah cerpen. Tema biasanya dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita atay tersurat dan tidak langsung, dimana si pembaca harus teliti dan dapat menyimpulkan sendiri atau tersirat.Alur / PlotJalan dari sebuah kisah cerita merupakan karya sastra. Secara garis besar, alur merupakan urutan tahapan jalannya cerita, antara lain : perkenalan > muncul konflik atau suatu permasalahan > peningkatan konflik > puncak konflik (klimaks) > penurunan konflik > selesaian.SettingSetting sangat berkaitan dengan tempat atau latar, waktu, dan suasana dalam cerpen tersebut.TokohTokoh merupakan pelaku yang terlibat dalam cerita tersebut. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter tersendiri. Dalam sebuah cerita terdapat tokoh protagonis atau tokoh baik dan antagonis atau tokoh jahat serta ada juga tokoh figuran yaitu tokoh pendukung.PenokohanPenokohan yaitu pemberian sifat pada tokoh atau pelaku dalam cerita tersebut. Sifat yang telah diberikan dapat tercermin dalam pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu hal. Metode penokohan ada 2 (dua) macam diantaranya: 

Metode analitik adalah suatu metode penokohan dengan cara memaparkan atau menyebutkan sifat tokoh secara langsung, seperti seperti: pemberani, penakut, pemalu, keras kepala, dan sebagainya. 

Metode dramatik adalah suatu metode penokohan dengan cara memaparkannya secara tidak langsung, yaitu dapat dengan cara : penggambaran fisik (Misalnya cara berpakaian, postur tubuh, dan sebagainya), penggambaran dengan melalui sebuah percakapan atau dialog, reaksi dari tokoh lain (dapat berupa pendapat, sikat, pandangan, dan sebagainya).Sudut PandangAdalah cara pandang pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam cerita. Sudut pandang ada 4, antara lain:Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama
Dalam sudut pandang ini, tokoh ”aku” mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang terjadi serta tingkah laku yang dialaminya. Tokoh ”aku” akan menjadi pusat perhatian dari kisah cerpen tersebut. Dalam sudut pandang ini, tokoh "aku" digunakan sebagai tokoh utama.
Contoh:
Pagi ini cuaca begitu cerah hingga dapat mengubah suasana jiwaku yang penat karena setumpuk tugas yang terbengkelai menjadi teringankan. Namun, sekarang aku harus mulai bangkit dari tidurku dan bergegas untuk mandi karena pagi ini aku harus bekerja keras.Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan
Tokoh ”aku” muncul tidak sebagai tokoh utama lagi, melainkan sebagai pelaku tambahan. Tokoh ”aku” hadir dalam jalan cerita hanya untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan kemudian ”dibiarkan” untuk dapat mengisahkan sendiri berbagai pengalaman yang dialaminya. Tokoh dari jalan cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang pada akhirnya akan menjadi tokoh utama, sebab ialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, serta berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lainnya. Dengan demikian tokoh ”aku” cuman tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya sebuah cerita yang ditokohi oleh orang lain. Tokoh ”aku” pada umumnya hanya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita. 
Contoh:
Sekarang aku tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang memiliki beribu-ribu kendaraan. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke ibukota. Tapi, pada kali ini aku sudah tidak kuasa untuk menghindar dari tugas ini. Ternyata, bukan aku saja yang mengalaminya. Teman asramaku yang bernama Andi, juga mengalami hal yang sama. Kami berdua sangatlah akrab dan berjuang bersama-sama dalam menghadapi kerasnya kota Jakarta.Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu
Kisah cerita dari sudut ”dia”, namun pengarang atau narator dapat menceritakan apa saja hal-hal dan tindakan yang menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Pengarang mengetahui segalanya. 
Contoh:
Sudah genap 1 bulan dia menjadi pendatang baru di perumahan ini. Tapi, dia juga belum satu kali pun terlihat keluar rumah cuman untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain. “Apakah si pemilik rumah itu terlalu sibuk ya?” ungkap salah seorang tetangganya. Pernah 1 kali dia kedatangan tamu yang katanya adalah saudaranya. Memang dia adalah sosok introvert, jadi walaupun saudaranya sendiri yang datang untuk berkunjung, dia tidak menyukainya.Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat
Dalam sudut pandang ini berbeda dengan orang ketiga serbatahu. Pengarang hanya melukiskan apa yang dilihat, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh tersebut, namun terbatas pada seorang tokoh saja.  
Contoh:
Entah apa yang telah terjadi dengannya. Pada saat datang, ia langsung marah. Memang kelihatannya ia mempunyai banyak masalah. Tapim kalau dilihat dari raut mukanya, mungkin tak hanya itu yang sedang ia rasakan. Tapi sepertinya dia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat, serta rambutnya kusut.AmanatAmanat merupakan sebuah pesan dari seorang penulis atau pengarang cerita tersebut kepada pembaca agar pembaca dapat bertindak atau melakukan sesuatu.

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen merupakan sebuah unsur yang membentuk cerpen dari luar, berbeda dengan unsur intrinsik cerpen yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur ekstrinsik cerpen tidak terlepas dari keadaan masyarakat saat dimana cerpen tersebut dibuat oleh pengarang. Unsur ini sangat memiliki banyak sekali pengaruh terhadap penyajian amanat ataupun latar belakang dari cerpen tersebut. Berikut unsur ekstrinsik cerpen. 
Latar Belakang MasyarakatLatar belakang masyarakat yaitu suatu pengaruh dari kondisi latar belakang masyarakat terhadap terbentuknya sebuah jalan cerita. Pemahaman tersebut dapat berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi politik, sosial masyarakat, sampai dengan kondisi ekonomi pada masyarakat itu sendiri.Latar Belakang PengarangLatar belakang pengarang dapat meliputi pemahaman pengarang terhadap sejarah hidup serta sejarah hasil karangan yang telah dibuat sebelumnya.BiografiBiografi biasanya berisikan tentang riwayat hidup pengarang cerita tersebut yang ditulis secara keseluruhan.Kondisi PsikologisKondisi psikologis berisi tentang pemahaman kondisi mood ketika pengarang menulis kisah cerita tersebut.Aliran SastraAliran sastra seorang pengarang pastinya akan mengikuti suatu aliran sastra tertentu. Hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap gaya penulisan yang dipakai oleh pengarang dalam menciptakan sebuah kisah dalam cerpen tersebut.Itulah pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, struktur cerpen, unsur intrinsik cerpen, dan unsur ekstrinsik cerpen.

Posted by Azmi Azhar